Pages

Selasa, 04 Maret 2014

Pencarian Roti Boy


Hal paling indah dan terbaik saat ujian adalah KONSUMSI. Ini adalah satu-satunya yang saya cinta ketika ujian. Jadi, ceritanya, dorm saya tercinta ini kalo lagi ujian, ada program untuk meningkatkan gizi. Nah, konsumsinya beragam lah dari vitamin, pudding, susu, dan yang paling menyenangkan adalah ROTI BOY. Dari Sembilan hari ujian, roti boy cuma dikasih sekali doang. Dan pengambilannya cuma sampai jam 9-an doang. Dan hari yang paling ditunggu adalah hari ke 8, diamana itu adalah pembagian ROTI BOY. Nah, berhubung malam itu sangat dingin, maka saya, Putri dan Bilqis memutuskan untuk belajar di kamar. sehingga, kemungkinan besar kami tidak akan mendapat konsumsi. 

Nah, tiba-tiba……….

Abi saya mengirim pesan, dan berkata:

Mel, belajar yang rajin, jangan mbolos jam tutor, besok ujian terakhir, nanggung, apalagi molor. Ngerti ga?”

Ini abi ngirim pesan yang ekspresi ngetiknya sambil nampang muka emosi. Iya, sebenarnya itu bukan peringatan, tapi ANCAMAN. Karena abi tau bener anaknya sangat pemalas.

Akhirnya saya berangkat tutor, meninggalkan Putri dan Bilqis di kamar, yang entah bengong sambil mangap-mangap. Dan mulai serius belajar tanpa menghiraukan roti boy. *alah, roti boy doang, aing mah bogah makan gituan*

Namun, aroma roti boy, sangat picik! Bayangin aromanya nyebar sepanjang koridor kelas. Dan perut saya benar-benar menanggapi ransang itu dengan sangat baik. Timbullah niat untuk ambil roti boy. Akhirnya saya mengirim pesan pada bilqis.

“Qis, roti boy asik deh.”
“Iya? Eh, tapi udah enggak ada say… udah dibawa ustadzah.”
“Yah, tapi aku maumaumau roti boy. Kita labrak ustadzah!”
“Haha... Jadi nih kita cari roti boy?”
“Hayu!!!!!”
“Kamu dimana?”
“Kelas olimp.”

Yeah, DEAL!!! Kami memutuskan untuk berekspedisi mencari sesuap roti boy. Akhirnya, Tri dan Iqis menjemput saya dengan senang hati penuh cinta tanpa syarat lah. 

  1. Sasaran utama adalah depan aula, karena itu adalah stand rotiboy. Tapi, enggak guna. Rotiboy telah lenyap. 
  2.  Dan akhirnya kami menuju kantor asrama, dan kami melihat 2 kardus roti boy. Saya caplock DUA KARDUS!!!!!! Tetapi perjuangan tidak serta merta berakhir, kantor tidak berpenghuni. Akhirnya, kami memutuskan untuk ngemper di depan kantor menunggu makhluk-makhluk Tuhan.

Dan setelah beberapa menit menunggu, tidak satupun makhluk Tuhan muncul. Hampir menyerah untuk mendapatkannya, namun………

Suara Ustadz yang sedang mengajar, menjadi dewa penyelamat malam itu. Akhirnya kami mencari sumber suara. Dan…..

3.      Iya! Arahnya dari greenhouse. Kami berlari, layaknya mengejar matahari. *enggak, ga ada matahari, ini latar waktunya malam* Dan yeah! Keputusan kami TEPAT!

Ternyata ustadz sedang mengajar anak MAKBI, dengan tampang busunglapar, kami bertiga, muncul ditengah-tengah mereka. Dan akhirnya setelah timbul perdebatan dan pembullyan yang paling parah, saya menjadi korban kelicikan Putri dan Bilqis.

Amel   : “Eh, Tri elu aja yang ngomong gih.”
Tri        : “Enak aja, siapa yang ngajak?”
Iqis      : “Yang ngotot siapa?”
Saya mulai terpojokkan oleh dua makhluk Tuhan yang penuh dosa ini.
Amel   : “Oke, tapi bareng-bareng kita samperin ustadznya, entar gue yang ngomong!”
Tri        : “Udahan, mel, besok aja deh kita ke matos dan beli sendiri!”

Bilqis dalam hal ini tidak berpihak pada saya, dia hanya mengiyakan Putri.

Amel   : “Tapi, gue laper banet Tri, parah. Tadi sore gue belum makan. Anterin aja lah, besok gue traktir kalian KFC!”

Sumpah skrip yang ini adalah perkataan yang paling bego dimana logika saya kalah dengan perut. Otak saya lebih dangkal dibanding perut. Mana imbang rotiboy dengan KFC?

Putri dan Bilqis memfikirkanKFC dengan mata berbinar, sepertinya ayam KFC telah mengepak-ngepakkan sayapnya di dalam perut picik mereka. 

Dan seperti biasa adegan dorong mendorong satu sama lain pun terjadi. Sehingga,

Amel   : “Assalaualaikum, ustadz.”
Semua kepala di greenhouse lansung menoleh dengan spontan.
Ustadz : “Kenapa?”
Amel   : “Uhuk, sungkan, ustadz, masalah pribadi.”

Dan ustadz tidak menghiraukan kami, beliau malah melanjutkan pembelajaran. Dan akhirnya kami dikacangin, sehingga kami hanya mangap-mangap sambil mengantuk. Dengan nampang muka bego, kami masih bertahan di sana. Dan…………

Ustadz : “Ada apa?”
Bilqis dan Putri : “Mel, mel, dijawab tuh ustadznya.”

Sial banget malem ini, saya selalu dijadikan korban pembullyan.

Ustadz : “Ada apa? Enggak kebagian rotiboy ya?” dengan tatapan tanpa rasa bersalah dan ketawa yang menggelegar.
Anak Makbi : “Owalah, rotiboy aa?”

Dengan tampang bego dan pemalu, kami menganggukkan kepala. Dan menahan malu yang amat-amat karena kebabian kami semakin terekspos malam itu. Setelah diberi pengarahan tata cara pengembilan roti boy, kami berlarian ke kantor asrama dan mulai membuka kardus roti boy.

Ternyata dua makhluk Tuhan lain Haqi dan Jawad juga berlarian untuk mengambil rotiboy. Dan ternyata tanpa meminta izin, kami bisa mengambilnya. SIAL!

Ahirnya kami mendapatkan emapat bungkus rotiboy, dan mulai membicarakan panitia rotiboy di dalam kantor asrama, dan berselang setelah itu, ustadz datang, dan kami mulai melarikan diri, entah itu berlarian dengan arah enggak jelas.

Setiba di tribun, tiba-tiba....

Tri        : “Eh, buku absen di kantor tadi kebawa sama gue.”
Bilqis   : “Bisanya?”
Tri        : “Aku gupuh rek, tadi ngelihat ustadz.Terus gimana nih?”
Amel   : “Sorry, Tri… itu urusanmu, maka nafsi-nafsi ya..” haha, ini saya ketawa dengan picik.

Dan akhirnya dengan kebaikan hati saya yang bak malaikat, saya bersedia mengantar Putri balik ke kantor asrama. Dan, akhirnya kami balik ke kamar dengan muka penuh malu, tapi bego’nya kami masih tertawa penuh kebahagian. Entah ini namanya kutukan dari keiidiotan kami atau bukan. 

Kami berhasil membawa rotiboy dalam keadaan utuh, dan memakannya hingga tertidur sambil meemeluk bungkus roti boy. Dan tidur dalam keadaan sangat hina, kami bertiga memutuskan tidur bersama, namun, akhirnya semua tumbang, dan kembali ke bed masing-masing. 

HAAAH, rasanya malam itu sangat indah dan memalukan, semua karena ROTIBOY, iya ROTIBOY!!

Dan sekali lagi, keputusan saya TEPAT!!! HAHAHAHA

2 komentar: