Hidup kurang indah apa? Ketika kamu bisa
streaming youtube sambil menikmati makan siangmu, menderngarkan musik pengantar
tidur siang sambil ngelihat keluar jendela langitnya mulai gelap dan jendela
kamar kebuka jadi angin bisa masuk dengan leluasa, dan kamu berbalut selimut
sambil bengong main handphone di atas kasur. Iya! Ini namanya Sabtu siang! Saya
capslock SABTU SIANG!
Dari delapan hari ujian, saya bisa merenung
ditengah mengerjakan soal, bahwa yang saya inginkan hanyalah TIDUR! Sebenernya
Ujian Akhir Madrasahnya belum kelar, tetapi Sejarah sama Bahasa Jepang, enggak
saya masukin dalam hitungan. Eh? HAHA
Kenapa?
Sebenernya sejarah Indonesia itu penting,
PENTING banget malah. Tetapi cara penyampaiannya aja yang salah. Uhuk, *dengan
gaya nge-sok*. Sejarah itu fungsinya buat apa? Sejarah tuh berfungsi untuk
mengambil hikmah masa lalu. Ketika kamu belajar kemerdekaan misal, maka kamu bisa mengembil hikmah,
bahwa, untuk mencapai sebuah kata kemerdekaan itu penuh perjuangan, maka, kita
enggak boleh untuk melecehkan makna-makna kemerdekaan. Kemudian, misal dari
perang dunia, ketika Amerika mengebom Nagasaki dan Hiroshima, apakah itu adalah
hal terbaik yang dilakukan Amerika? Atau adakah cara lain selain itu? Nah, itu
yang harus kita ambil hikmah, kita maknai, itu baru hakikat sejarah!
Tapi, kalau di Indonesia nih, sejarah
ditandai dengan tanggal yang rumit, isi perjanjian yang harus dihafal sama.
Bayangin, saya mulai di doktrin begituan sejak SEKOLAH DASAR – MADRASAH ALIYAH.
Ketika Sekolah Dasar :
“Kapan Imam Bonjol lahir?”
Seriusan saya aja nggak paham tanggal lahir
nenek saya, eh, malah dipaksa inget lahirnya Imam Bonjol.
Ketika Sekolah Menengah Pertama :
“Kapan ditemukannya penemuan Megantropus
Paleojavanicus? Dimana?”
Ini nambah, itu siapa yang harus saya
ketahui? Saya nggak percaya kalo dia nenek moyang saya. Nenek moyang gue lebih
rupawan!
Ketika Madrasah Aliyah :
Nggak tau apaan, lupa, soalnya enggak pernah
perhatiin sih. HAHA.
Itu baru sejarah, sekarang dengan Bahasa
Jepang. Kenapa sih perlu Bahasa Jepang?
Inget enggak siapa yang ngejajah kita? Iya!
JEPANG. Dan sekarang kita juga masih kejajah dengan paksaan-paksaan untuk
mempelajari bahasa mereka. Padahal orang Jepang sendiri enggak ada pelajaran
Bahasa Indonesia, boro-boro ada pelajaran Bahasa Indonesia, mempelajari Bahasa
Inggris aja mereka ogah-ogahan kok.
Nah, harusnya kita juga demikian. Bukan kita
yang terpengaruh oleh lingkungan, tetapi kita yang harus pengaruhi lingkungan.
Sekian.
Pokonya cinta-cinta-cinta-cinta bangetlah
sama hari Sabtu. Uwooooo, malem minggu lebih indah dimana bisa catching up bareng
Mr.Uwowo. ngobrol sampe ngantuk-ngantuk enggak jelas, tapi banyakan saya yang
nyampah. Kalo enggak ya, bearti banyak suasana hening diantara kami, but it’s
not a big problem. Karena sebenarnya banyak yang disampaikan dalam suasana
keheningan itu. *eh, apaan sih ini, kenapa saya nulis begini?*
Udahan lah ngaconya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar