Hal paling indah dan terbaik saat ujian
adalah KONSUMSI. Ini adalah satu-satunya yang saya cinta ketika ujian. Jadi,
ceritanya, dorm saya tercinta ini kalo lagi ujian, ada program untuk
meningkatkan gizi. Nah, konsumsinya beragam lah dari vitamin, pudding, susu,
dan yang paling menyenangkan adalah ROTI BOY. Dari Sembilan hari ujian, roti
boy cuma dikasih sekali doang. Dan pengambilannya cuma sampai jam 9-an doang. Dan
hari yang paling ditunggu adalah hari ke 8, diamana itu adalah pembagian ROTI
BOY. Nah, berhubung malam itu sangat dingin, maka saya, Putri dan Bilqis
memutuskan untuk belajar di kamar. sehingga, kemungkinan besar kami tidak akan
mendapat konsumsi.
Nah, tiba-tiba……….
Abi saya mengirim pesan, dan berkata:
“Mel,
belajar yang rajin, jangan mbolos jam tutor, besok ujian terakhir, nanggung,
apalagi molor. Ngerti ga?”
Ini abi ngirim pesan yang ekspresi ngetiknya
sambil nampang muka emosi. Iya, sebenarnya itu bukan peringatan, tapi ANCAMAN. Karena
abi tau bener anaknya sangat pemalas.
Akhirnya saya berangkat tutor, meninggalkan Putri
dan Bilqis di kamar, yang entah bengong sambil mangap-mangap. Dan mulai serius
belajar tanpa menghiraukan roti boy. *alah, roti boy doang, aing mah bogah
makan gituan*
Namun, aroma roti boy, sangat picik! Bayangin
aromanya nyebar sepanjang koridor kelas. Dan perut saya benar-benar menanggapi
ransang itu dengan sangat baik. Timbullah niat untuk ambil roti boy. Akhirnya saya
mengirim pesan pada bilqis.
“Qis, roti boy asik deh.”
“Iya? Eh, tapi udah enggak ada say… udah
dibawa ustadzah.”
“Yah, tapi aku maumaumau roti boy. Kita
labrak ustadzah!”
“Haha... Jadi nih kita cari roti boy?”
“Hayu!!!!!”
“Kamu dimana?”
“Kelas olimp.”
Yeah, DEAL!!! Kami memutuskan untuk
berekspedisi mencari sesuap roti boy. Akhirnya, Tri dan Iqis menjemput saya
dengan senang hati penuh cinta tanpa syarat lah.
- Sasaran utama adalah depan aula, karena itu adalah stand rotiboy. Tapi, enggak guna. Rotiboy telah lenyap.
- Dan akhirnya kami menuju kantor asrama, dan kami melihat 2 kardus roti boy. Saya caplock DUA KARDUS!!!!!! Tetapi perjuangan tidak serta merta berakhir, kantor tidak berpenghuni. Akhirnya, kami memutuskan untuk ngemper di depan kantor menunggu makhluk-makhluk Tuhan.
Dan setelah beberapa menit menunggu, tidak
satupun makhluk Tuhan muncul. Hampir menyerah untuk mendapatkannya, namun………
Suara Ustadz yang sedang mengajar, menjadi
dewa penyelamat malam itu. Akhirnya kami mencari sumber suara. Dan…..
3. Iya! Arahnya dari greenhouse. Kami
berlari, layaknya mengejar matahari. *enggak, ga ada matahari, ini latar
waktunya malam* Dan yeah! Keputusan kami TEPAT!
Ternyata ustadz sedang mengajar anak MAKBI, dengan
tampang busunglapar, kami bertiga, muncul ditengah-tengah mereka. Dan akhirnya
setelah timbul perdebatan dan pembullyan yang paling parah, saya menjadi korban
kelicikan Putri dan Bilqis.
Amel :
“Eh, Tri elu aja yang ngomong gih.”
Tri :
“Enak aja, siapa yang ngajak?”
Iqis :
“Yang ngotot siapa?”
Saya mulai terpojokkan oleh dua makhluk Tuhan
yang penuh dosa ini.
Amel :
“Oke, tapi bareng-bareng kita samperin ustadznya, entar gue yang ngomong!”
Tri :
“Udahan, mel, besok aja deh kita ke matos dan beli sendiri!”
Bilqis dalam hal ini tidak berpihak pada
saya, dia hanya mengiyakan Putri.
Amel :
“Tapi, gue laper banet Tri, parah. Tadi sore gue belum makan. Anterin aja lah,
besok gue traktir kalian KFC!”
Sumpah skrip yang ini adalah perkataan yang
paling bego dimana logika saya kalah dengan perut. Otak saya lebih dangkal
dibanding perut. Mana imbang rotiboy dengan KFC?
Putri dan Bilqis memfikirkanKFC dengan mata
berbinar, sepertinya ayam KFC telah mengepak-ngepakkan sayapnya di dalam perut
picik mereka.
Dan seperti biasa adegan dorong mendorong
satu sama lain pun terjadi. Sehingga,
Amel :
“Assalaualaikum, ustadz.”
Semua kepala di greenhouse lansung menoleh
dengan spontan.
Ustadz :
“Kenapa?”
Amel :
“Uhuk, sungkan, ustadz, masalah pribadi.”
Dan ustadz tidak menghiraukan kami, beliau
malah melanjutkan pembelajaran. Dan akhirnya kami dikacangin, sehingga kami
hanya mangap-mangap sambil mengantuk. Dengan nampang muka bego, kami masih
bertahan di sana. Dan…………
Ustadz :
“Ada apa?”
Bilqis dan Putri : “Mel, mel, dijawab tuh
ustadznya.”
Sial banget malem ini, saya selalu dijadikan
korban pembullyan.
Ustadz :
“Ada apa? Enggak kebagian rotiboy ya?” dengan tatapan tanpa rasa bersalah dan
ketawa yang menggelegar.
Anak Makbi : “Owalah, rotiboy aa?”
Dengan tampang bego dan pemalu, kami
menganggukkan kepala. Dan menahan malu yang amat-amat karena kebabian kami
semakin terekspos malam itu. Setelah diberi pengarahan tata cara pengembilan
roti boy, kami berlarian ke kantor asrama dan mulai membuka kardus roti boy.
Ternyata dua makhluk Tuhan lain Haqi dan
Jawad juga berlarian untuk mengambil rotiboy. Dan ternyata tanpa meminta izin,
kami bisa mengambilnya. SIAL!
Ahirnya kami mendapatkan emapat bungkus
rotiboy, dan mulai membicarakan panitia rotiboy di dalam kantor asrama, dan
berselang setelah itu, ustadz datang, dan kami mulai melarikan diri, entah itu
berlarian dengan arah enggak jelas.
Setiba di tribun, tiba-tiba....
Tri :
“Eh, buku absen di kantor tadi kebawa sama gue.”
Bilqis :
“Bisanya?”
Tri :
“Aku gupuh rek, tadi ngelihat ustadz.Terus gimana nih?”
Amel :
“Sorry, Tri… itu urusanmu, maka nafsi-nafsi ya..” haha, ini saya ketawa dengan
picik.
Dan akhirnya dengan kebaikan hati saya yang
bak malaikat, saya bersedia mengantar Putri balik ke kantor asrama. Dan,
akhirnya kami balik ke kamar dengan muka penuh malu, tapi bego’nya kami masih
tertawa penuh kebahagian. Entah ini namanya kutukan dari keiidiotan kami atau
bukan.
Kami berhasil membawa rotiboy dalam keadaan
utuh, dan memakannya hingga tertidur sambil meemeluk bungkus roti boy. Dan tidur
dalam keadaan sangat hina, kami bertiga memutuskan tidur bersama, namun,
akhirnya semua tumbang, dan kembali ke bed masing-masing.
HAAAH, rasanya malam itu sangat indah dan
memalukan, semua karena ROTIBOY, iya ROTIBOY!!
Dan sekali lagi, keputusan saya TEPAT!!!
HAHAHAHA
wow keren tuh............
BalasHapushik...hik.......
loh, ari kamu mapir di blogku?
BalasHapuskece banget lah!!!!!