Pages

Kamis, 18 Oktober 2012

Ribut kalang kabut makan pakai tangan ? Ah, di Indonesia mah gampang !




Teringat cerita kecil yang masih tersimpan dalam gulungan kertas di benak saya. Saat harus tinggal menetap dengan beberapa dalam satu kamar. Hari itu sangat special. Karena salah satu dari kami akan memasak untuk santapan pagi kami. Nah, gak nyangka salah satu teman saya berasal dari Jakarta masak nasi juga, saya kira dia hanya ingin makan junk food

Nasi panas yang mengepul membuat perut ingin tancap gas. Begitu nasi tersaji di meja, saya kalap. Lansung saya campur nasi dan omelet dengan tangan biar makin nikmat. Tapi baru saja nasi beserta lauk dalam kepalan tangan masuk ke dalam mulut, bahkan belum sempat mengunyah terjadilah sesuatu.
Sementara saya celingukan.

1,2,3,4,5 detik berlalu. Tatapan 3 tiga teman saya melihat kea rah nasi ke dalam kepalan tangan saya.

Hey, apa yang kamu lakukan ? Kenapa tidak memakai dengan sendok ? Saya sudah sediakan sendok untukmu !”

“ Tidak begitu, di lingkungan saya, makan menggunakan tangan adalah budaya yang lazim !”

“ Are you really ? Meski itu sup ?”

Setelah penjelasan bla .. bla.. kesana kemari mulai dari khasiat makan  dengn tangan yang  sering terkontaminasi dengan bakteri akibat aktifitas tubuh kita. Sehingga jika kondisi tangan sebelum dicuci, jelas persentasi bakteri dalam tangan akan lebih besar dibandingkan pada sendok yang baru saja dicuci. Maka kita perlu mencuci tangan kita. Ini tidak membunuh bakteri namun menghapus bakteri. Kondisinya sama seperti kita menghapus minyak pada tangan kita dengan sabun.

Pada kondisi yang sama sama telah dicuci baik sendok maupun tangan, tangan memiliki kebersihan yang lebih terjamin. Karena tangan mengandung enzim RNAase yang disekresikan oleh tangan kita. Enzim ini berfungsi untuk kekebalan tubuh kita dan proteksi terhadap bakteri. Enzim ini selali disekresikan. Ketika tangan kamu kotor, enzim ini sedang mengikat bakteri sehingga aktifitas bakteri itu tidak dapat maksimal. Namun jika sangat kotor maka persentase bakteri akan jauh lebih besar sehingga bakteri akan menaklukan pengaruh dari RNAase. Saat tangan kamu dicuci, bakteri terkikis sehingga persentase enzim menjadi lebih banyak. Saat kamu makan, enzim ini terus mengikat bakteri dan masuk ke dalam tubuh kamu. Enzim tersebut membunuh bakteri selama proses pencernaan.

Ah, perkara makan pun jadi terganggu. Alhasil celoteh saya tentang budaya Indonesia yang satu ini keluar menjadi rentetan kata yang cukup padat. Menjelaskan bahwa dalam budaya ini, jika pada umumnya orang Indonesia dalam keadaan informal di rumah atau di warung pinggir jalan * bahkan di restoran ternama * umumnya menggunakan tangan lansung saat makan. Makan dengan tangan menambah kenikmatan sediri, bahkan presiden Indonesia juga melakukannya.

Akhirnya dengan peristiwa ini, acara sarapan pagi itu bertambah mengasyikkan dengan kursus singkat makan dengan tangan. Dengan berlajar dari :
1. Teknik mencampur nasi dengan lauk
2. Teknik mencomot kepalan nasi dan lauk ke mulut
3. Kemudian teknik menyuapkan nasi ke mulut.

Ironis. Dari peristiwa itu, budaya yang cukup sederhana dari Indonesia masih banyak yang belum tahu. Lalu bagaimana dengan Indonesian food ? Lebih ironis kah ?

Yuk ah, mulai sekarang kita belajar bikin sayur asem dan makanan Indonesia yang lain.
Dan jangan lupakan teknik makan dengan tangan juga yaa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar