Pages

Rabu, 24 April 2013

Semester 4 Penuh Hikmah


Alhamdulillah ya, sekitar berbulan – bulan lamanya gak nongol di blog, akhirnya nongol juga. Udah hampir uas lagi nih, tinggal 4 mingguan lah. Dan ini benar benar pesta akbar dimana sekolah saya kebetulan UASNnya 10 hari. Yah, madrasah saya tercinta ini pokonya sesuatu. Alasan gak posting selama berbulan – bulan adalah karena kebetulan Alhamdulillah Allah memberii saya job baru buat ningkatin ibadah. Yakni belajar. Maaf nih, saya dzolim, pasalnya jelas – jelas blog ini untuk membuat postingan untuk Negara saya tercinta, eh, malah kali ini saya inginnya posting tentang cerita pengalaman semester ini, curahan hati saya baik suka maupun duka, baik rasa syukur, atau kekecewaan saya. Oke, 4 bulan udah terlewati dari semester 4 ini. Dan lagi – lagi saya bersyukur Allah telah memberi banyak pelajaran di semester ini. Mulai dari saya dipertemukan dengan insan – insan Indonesia yang berprestasi, atau orang tua ( abi umi’ ) yang dipanggil ke asrama karena saya nakal banget, saya yang harus susulan mulu setiap hari sabtu padahal hari itu sangat dewa banget pasalnya hari itu untuk merefresh otak, dan mulai menyesuaikan diri untuk kembali ke kelas karena udah berbulan – bulan gak ikut pelajaran di kelas, kemudian tentang betapa saya kecewa dengan system yang gak bisa adil selalu melihat perbedaan, kemudian bulan ini saya pulang ke kampong tercinta, dan yang terakhir rasa syukur yang tak terhingga pada Allah atas segala peristiwa yang telah diberikan membuat saya dewasa, bersyukur, termotivasi dan menambah amal ibadah saya. Terimakasih Allah.
Nah, postingan yang pertama nih, saya bertemu dengan insan-insan Indonesia yang berprestasi, kenapa bisa? Yah, lagi – lagi Allah yang mengatur. Alhamdulillah, saya diberi kepercayaan untuk mengikuti lomba fisika. Yah, padahal otak saya pas – pasan aja. Namun, sepertinya do’a umi’ saya dikabulkan oleh Allah agar anak perempuannya ini menjadi seseorang yang berguna untuk bangsa dan agamanya. Dari situlah saya bertemu dengan guru – guru saya yang masih muda, tapi buset pinter banget. Saya dibikin melongo. Dan dari situ mereka menyadarkan saya betapa masih banyak yang saya gak tau, yang saya harus pelajari dan pahami. Dari situ saya diajarkan teliti, cermat dan berlogika serta tidak mengabaikan hal – hal yang kecil. Terimakasih Allah telah menemukan saya dengan Ilmu-Mu ini dan makhluk – makhluk mu ini. Pada guru saya baik yang sekarang lagi jauh dan ada juga yang bakal ke Jepang, terima kasih udah bagi ilmu pada saya.
Yang selanjutnya ini abi umi’ saya dipanggil ke asrama. Kenapa bisa ? yah, ini akibat kehilafan saya. Sekali lagi buat umi’ abi yang lagi menitipkan saya di asrama ini, saya minta maaf. . begini ceritanya kebetulan saya dikarantina untuk lomba diatas, dan gak dibolehin pulang padahal waktu itu libur. Oke deh, setelah pertimbangan yang panjang saya putuskan untuk tidak pulang. Karena saya udah keseringan pulang kali ya. Kebetulan juga dikamar ada temen lagi gak pulang juga. Dan pada suatu malam, timbul niat buruk untuk nonton bertiga bareng temen perempuan saya ini ke bioskop yang gak jauh – jauh amat lah dari asrama. Tapi ini hal yang sangat illegal. Hukumnya haram lah dilakukan. Akhirnya dengan nekatnya kami kabur dari asrama. Dan sampai di bioskop kami menikmati filmnya hingga pukul 10 malam. Oke, kami mulai panic, memikirkan bagaimana cara untuk pulang ke asrama. Dan berhubung kami 3 bocah tengik yang aslinya gak punya nyali sama sekali, memutuskan pulang lewat pager depan. Dan saya sadar ini tindakan paling bodoh. Dan akhirnya kami ketahuan dikejar oleh satpam bermain petak umpet dengan satpam, dan finally ketahuan. Sampai pukul 2 pagi kami dimarahin abis – abisan oleh satpam dan pengasuh. Dan dibuatlah keputusan memanggil orang tua kami. Kebetulan abi saya lagi jauh yah, dan demi anak perempuannya yang normal dan sedikit bandel beliau datang. Dan mulianya abi saya tidak marah, karena saya kenal betul beliau nih abi super yang tahu bagaimana memperlakukan anak perempuannya ini. Dan saya dengan polosnya bertanya “abi marah gaak?” lalu ini jawaban super abi saya,”abi tidak marah, namun jelas abi kecewa. Tapi mau gimana nasi udah menjadi bubur. Namun, yang abi inginkan bubur itu rasanya enak, jadi sekarang saatnya intropeksi untuk amel untuk abi bagaimana baiknya ke depan. Abi tahu, anak abi udah mau berumur 17 tahun pasti mengalami gejolak, tidak salah kabur dari asrama abi juga pernah, abi percaya bahkan sangat percaya amel gak ngapa – ngapain, namun yang abi herankan kenapa begini caranya? Jika begini bukan hanya abi yang khawatir karena anaknya kabur, tapi kamu juga harus  khawatir karena abimu bakal dapat serangan jantung karena anak perempuannya. Sekarang yang sudah terjadi biarkanlah berlalu, cukup jadi memori pembelajaran untuk cucu abi. Dan kedepannya jangan sampai terulang hal yang dapat menyakiti kamu, abi, umi maupun yang disekitarmu.”  Dengan logat kesundaan beliau memberi nasihat dan pemahaman yang sangat baik pada saya. Dan setelahnya cerita ini benar benar ditutup dan tak pernah dibahas lagi di rumah maupun percakapan di telfon. Hah, ini pengalaman SMA yang paling luar biasa..

Kemudian cerita selanjutnya, saya harus nyicil susulan pelajaran mulai dari tugas – tugas yang numpuk, kemudian ulangan harian yang sangat bikin pusing. Pasalnya sekolah saya ini memiliki 17 mata pelajaran, dan targetnya harus tuntas semua lah. Dan lagi – lagi saya ingin mengucapkan rasa syukur pada Allah karena disini guru saya pada pengertian. Saya diberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan susulan – susulan saya. Akhirnya dengan penuh kerja keras, saya harus jadian sama buku – buku tercinta, nge-date hingga tengah malem. Dan akibatnya kantung panda disekitar mata mulai muncul. Dan beruntungnya hal ini cepat berakhir, setelah lomba selesai, saya mulai kembali ke kelas. And ready to school. Rasanya susah sih, karena pada awalnya saya hanya focus pada fisika saja, harus membiasakan lagi focus pada banyak mapel. Dan kalo boleh jujur saya sangat merindukan dimana saya seharian penuh ngedate bareng fisika.
Oke, beberapa hari mulai berlalu, lomba udah selesai, amanat ini sudah saya jalankan. Terima kasih Allah telah membimbing saya untuk menjalankan amanat ini hingga akhir. Saya udah mulai kebiasa lagi dengan pelajaran yang seabrek. Umi’ abi tetep beri support, gak pernah absen deh telfon tiap malem.

Kemudian, ada suatu peristiwa yang buat saya bener bener kesal pada sytem dan pelaksananya. Oh, ya, mungkin ini hanya keluhan dari masyarakat yang gak tau diri, namun setelah saya berfikir lebih panjang ini yang saya rasakan adalah masalah umat beragama. Karena  umi’ saya selalu menanamkan pada saya agar saya membela agama saya, dan dengan kesadaran saya berfikir ini penanaman karakter yang baik pada anaknya. Saya mulai melakukan sesuatu untuk membela agama dan bangsa. Bukan dengan fisik, tapi dengan otak. Dan karena saya sekolah di madrasah, saya merasakan ada perlakuan yang berbeda terhadap komunitas saya ini, entah karena kami dianggap remeh, atau yang lainnya. Entah mereka yang melakukan ini hanya menjalankan system atau karena memang mereka gak amanah dalam pelaksanaanya. Dan saya tetep kecewa dengan adanya ketidak adilan ini. Sungguh, saya ingin menekankan bahwa anak madrasah itu gak bisa dianggap remeh ! kami sama – sama memiliki otak, memiliki 24 jam setiap hariny, dan kami sama – sama berusaha melakukan yang terbaik untuk mencapai cita – cita. Jadi kenapa harus kami dianggap remeh ? bahkan kami memiliki nilai plus, karena kami insan yang beragama, berakhlak, dan memiliki intelektualitas. Tapi yah, intinya kembali luruskan niat, segala sesuatu pengorbanan yang telah dilakukan adalah utuk meningkatkan ibadah kita pada Allah, dan kalau ada hasil yang lebih dari yang kita harapkan yah itu artinya Allah memberi hadiah atas ketekunan kita.

Di tengah kekecewaan saya, Allah memberii saya kesempatan untuk menetralkan hati. Alhamdulillah, bulan ini saya pulang ke kampong halaman, meski gak ke rumah nenek. Tapi yah, kan satu daerah lah. Sekolah saya tercinta ini, mengadakan study tour nah kebetulan ke bandung dan jogja. Alhamdulillah, nambah ilmu plus ngerefresh otak. Nah, perjalanan paling menarik nih ke ITB. Pasalnya saya memang ingin ke sana, dan tertarik pada engineering. Abi saya juga ngedukung banget, yah mungkin karena lingkungannya di sana baik dan tenang kali. Kemudian abi berfikir kalau saya seneng mah, beliau juga ikut seneng. Tapi beda nih sama umi’ yang lebih ngedukung untuk ngelanjutin pada bidang kesehatan kalau gak yah pendidikan, maklum lah “ibu” selalu khawatir pada anak, apalagi perempuan. Tapi begitu abi dan saya memberi penjelasan panjang lebar, umi’ mulai memberi restu saya untuk ngelajutin di sana. Nah, ini bikin lega banget, pasalnya ridho Allah akan datang kalau orang tua juga ngeridhoi. Apalagi umi’.

Saya barusadar ini postingan panjang banget, kalau saya masukin di ms.word mungkin uda tiga lembar. Tapi saya bersyukur, dengan menulis saya mulai keluar dari black hole kelelahan saya melalui semester ini. Segala seuatu yang terjadi pada semester ini patut saya syukuri begitu banyak pengalaman, kesempatan dan peristiwa yang banyak hikmahnya untuk hidup saya. Terima kasih ya Allah. .

Untuk umi’ abi yang terus ngedampingi saya hatur nuhun nyak, hidup sehat selalu, panjang umur, hidup penuh berkah dan semoga tetap dalam lindungan Allah ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar