Pages

Jumat, 20 Juni 2014

Nikmati Proses Hijrahmu dengan Bersyukur



Syukur tiada henti, diucapkan kepada Allah, Tuhan pencipta alam semesta dan Dia lah satu-satunya pemberi rahmat. Rahmat yang terus menyelimuti makhluk-Nya di dunia. Itulah bukti kecintaan-Nya kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidak ada alasan untuk kita sebagai makhluk-Nya untuk berhenti bersyukur kepada Allah. 

Segala bentuk hidayah yang telah diberikan-Nya kepada kita. Juga patut untuk disyukuri. Saya rasa segala sesuatu yang membuat kita  berusaha melakukan sesuatu sesuai dengan jalan kebenaran adalah bentuk hidayah yang diberikan Allah. Salah satunya memakai hijab. Tidak semua orang mampu menerima hidayah yang telah Allah berikan. Saya rasa, Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada setiap muslimah, namun, ada sebagian yang belum mampu menerima-Nya. Mungkin hal ini disebabkan terlepasnya jiwa seseorang dari providernya. Maka hal ini patut disyukuri oleh setiap muslimah yang mampu menerima dan memahami hidayah-Nya. 

Alhamdulillahhirabbilalamin, Allah telah menetapkan Indonesia sebagai tempat untuk tinggal dan tumbuh bagi saya. Saya pikir, hal ini merupakan pemberian yang manis dari Allah yang harus saya jalani. Banyaknya penduduk Indonesia yang beragama Islam, adalah salah satu keuntungan saya dalam menambah ketaatan kepada-Nya. Banyaknya muslimah yang memakai hijab, menjadi suatu tradisi di Indonesia. Saling menghormati kepercayaan masing-masing manusia, merupakan prinsip yang dipegang teguh oleh Negara ini. Sehingga tidak ada penghalang bagi kami untuk menjalankan syariat-Nya termasuk memakai hijab.

Dari sekian banyak muslimah yang memakai hijab, adakah yang mampu memaknai arti hijab itu sendiri baginya? Bukan hanya membalut aurat dengan penutup. Tetapi hijab proses hijrah. Dengan memkai hijab, hal ini menunjukkan identitas seseorang sebagai muslimah. Ya, hijab adalah penunjuk identitas kita. Maka segala perbuatan, ucapan dan pemikiran kita akan menjadikan kita sebagai indicator seorang muslimah.

Sehingga, jelas dalam hal ini, sebagai seorang muslimah, kita memiliki kewajiban untuk berbuat baik, mengucapkan perkataan yang baik, pemikiran cerdas, dan menebarkan kedamaian. Rasulullah sebagai panutan kita telah memberikan tauladan yang baik kepada kita. Maka kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim yang taat untuk menjadi agen muslim yang baik. Mengenalkan Islam sebagai agama yang penuh rahmat, indah, dan penuh dengan perdamaian.

Agama Islam sebagai salah satu rahmat yang Allah berikan kepada kita. Islam adalah agama yang sempurna. Menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Agama yang telah mengatur segala bentuk tata cara kita menjalani kehidupan yang sementara ini. Maka bukankah perbuatan dzolim, apabila kita sebagai pemeluknya tidak menyampaikan agama ini dengan amanah? Melakukan perbuatan sesuai kadar dan tempatnya.

Memang Islam adalah agama yang sempurna, namun muslim tidak sepenuhnya sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Namun, jangan jadikan ketidaksempuarnaan itu membuat kita berlaku dzolim. Kita harus tetap menajadi agen muslim yang baik. Nikmati proses hijrahmu. Bersyukur kepada Allah atas identitas muslim kita. Bersyukur bisa dipahami bahwa kita harus menempatkan sesuatu pada tempatnya. Perbuatan yang baik, ucapan yang memberi kedamaian bagi siapa yang mendengarnya, pengetahuan yang merupakan milik-Nya terus disebarkan.

Maka dengan hijab yang telah kita gunakan, wajib bagi kita untuk terus berusaha menjadi muslimah yang luar biasa, terus melakukan perbaikan diri dan tidak berputus asa dalam prosesnya, melakukan yang terbaik untuk agama kita. Semua itu akan mengangkat kehormatan kita sebagai agen muslim yang baik di bumi Allah. Jangan biarkan agama sesempurna Islam menjadi tidak beharga karena kezoliman kita sebagai muslim.

Kamis, 19 Juni 2014

-




Lagi bersihin laptop tadi siang, tiba-tiba, nemuin tulisan saya sendiri yang belum sempet keposting. Ceritanya nulis ini waktu kelas X. Engga kebayang tulisan saya ternyata begini.

Jodoh

Judulnya aja udah berkesan angker. Engga tau kenapa tiba-tiba saya ingin menuliskan postingan tentang jodoh. Iya, mungkin judul diatas akan menjadi topic mistis disaat saya berumur 20 tahun ke atas. Bahkan jodoh saya telah lama menjadi sosok misterius. 

Iya, tiap orang telah memiliki jodohnya masing-masing. Pernyataan ini mampu menenangkan siapapun yang telah berputus asa untuk menemukan jodohnya. Saya setuju, karena jelas dalam kitab-Nya Allah telah mengatur manusia di dunia ini berpasang-pasangan. Tetapi kita tidak akan pernah tau jodoh kita sampai kita hidup dengan seseorang itu. 

Memang engga ada yang jelas untuk kita. Dengan siapa kita berjodoh hingga akhirnya kita telah hidup dengan orang itu? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang bercerai setelah mereka hidup 10 tahun ke atas bersama-sama? Entahlah.

Saya rasa, ketika perempuan telah dikhitbah oleh seorang pria. Hal itu merupakan titik awal dari kehidupan perempuan itu. Bagaimana dia harus memutuskan, menerima atau menolak? Merupakan keputusan yang harus dia ambil dengan bijak. Jangan terburu-buru. Salat istikharah bisa menjadi solusi. Karena dengan satu kata penerimaan atau penolakan, hal itu yang akan menjadi titik awal dia menjalani kehidupan selanjutnya 
hingga akhir hayat.

Seorang perempuan harus bisa memilih siapa imam yang pantas untuknya. Seorang imam yang mampu membimbingnya pada jalan Allah dan memimpinya untuk menuju syurga Allah. Ketaatan pada agama Allah adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh calon imam. Jika seorang imam tidak memiliki keimanan yang kuat, bagaimana dia akan membimbing istri dan anak-anaknya kelak? Bukankah Rasulullah telah menjelaskan bahwa dalam memilih seorang pasangan, agama adalah ukuran paling utama.

Sebagai manusia yang meyakini Allah dan Rasul, wajib bagi kita untuk mengikuti perintah Allah dan Rasul. Lalu apakah kita hanya menganggap ukuran agama sebagai satu-satunya parameter dalam memilih calon imam?

Saya rasa, ketaatan kepada agama merupakan hal utama yang harus dijadikan parameter. Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Kesiapan lahir dan batin untuk menerima calon imam adalah hal yang penting. Jika perempuan telah memutuskan untuk menerima khitbah oleh seorang pria, maka perempuan harus benar-benar bisa member kasih sayang yang tulus. Jika tidak ada cinta dan kasih sayang, bagaimana perempuan bisa berbakti dan taat kepada sang imam?

Kesanggpan untuk mencintai dan berbagi kasih menurut saya adalah hal yang penting dalam membangun pondasi rumah tangga. Karena pernikahan adalah ibadah. Bagaiamana bisa kita melakukan ibadah namun nurani kita tersiksa?

Sebelum memberikan jawaban atas khitbah seorang laki-laki pada perempuan, perempuan harus memikirkan segala aspek. Jangan terburu-buru mengambil keputusan. Segala sesuatu yang dilakukan terburu-buru adalah hal yang tidak baik. Ketika seorang perempuan telah memberikan kepercayaan kepada seorang laki-laki, maka kewajiban keduanya adalah menjalankan kewajiban tersebut dengan amanah. Membangun rumah tangga dengan landasan Al-Qur’an dan Hadist, menyiapkan kader-kader umat beragama untuk generasi selanjutnya.

Jangan sampai, rumah tangga yang telah diniatkan semata-mata ibadah kepada Allah melenceng dari jalan yang telah dianjurkan. Atau bahkan memutuskan hubungan. Memang benar, memutuskan hubungan rumah tangga diperbolehkan dalam Islam, namun, bukankah hal itu adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah? Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang dibenci Allah. Karena dalam kehidupan ini, tidak ada yang kita cari selain Ridha Allah.

Makhluk Ojos

Jreng…jreng…..

Akhirnya bisa bernapas, setelah melewati dunia yang kejam. Sungguh dunia ini memang kejam. Mulai mendramatisir suasana. Biasa akhir-akhir ini banyak main drama, banyak dengerin drama. Oh, iya, ini mengingatkan kejadian kemarin sebelum masuk kelas ujian sbmptn, saya menderngar percakapan yang sangat drama oleh 2 cewe remaja.

A         : “Kamu tau engga? Aku engga di bbm dua hari sama dia!” dengan tampang menyedihkan.
Masih mending mbak, saya engga dicontact enam hari malah. heuheu
B         : “Eh, iya sumpah? Seriusan? Kok bisa sampe dua hari?” yang ini tampangnya kaget ekspresinya sangat sinetron.
Baru dua hari aja kagetnya kek keselek biji durian, gimana denger cerita saya?
A         : “Iya, terus tadi malem, aku telpon dia, eh dianya engga angkat.”
B         : “Terus, dia enggak balik hubungi kamu?”
A         : “Hubungin sih, dia kasih semangat tadi pagi. Tapi enggak aku balas.”
Tuh kan malah engga bersyukur, yang di sini, masih belum dicontact, engga dikasih semangat lagi! Harusnya gue yang lebih derama!!!!!

Kebayangkan, dunia ini kebanyakan drama. Sampe bingung harusnya yang drama siapa.

Oke, lupakan drama. Cause life is happening now! Sekarang mah tawakkal aja ya. God will do the rest of it. Bentar lagi liburan ye! Semoga bisa menjadi the real holiday. JOGJA!!

Lagi-lagi Jogja, padahal bulan kemarin udah kesana. Sebenarnya, saya mau tobat dengan engga travelling dulu. Niatnya pengen di rumah Tasik Malaya, bareng abi umi’ buat melewati kekhusukan bulan Ramadhan. Tapi lagi-lagi Allah memberi jalan kepada saya untuk travelling.
Kali ini dipaksa Ojos. Actually saya ke Jogja maunya tes di UGM. Tetapi berhubung abi bilang enggak ada feel di UGM, dan keluarga meminta untuk di sekitar Jawa Barat. Jadi yah, acaranya cuma liburan doang.

Tapi yah engga sehina itu lah, saya tetep ikut tesnya ntar, kan udah bayar. Sebenarnya yang ngajakin tes di UGM adalah saya, dan Ojos ngikut dengan iming-iming setelah tes kita bisa jalan. Dengan penuh cinta Ojos mulai untuk merancang kegiatan di Jogja, mulai tiket kereta dan hotel. Kalo ada dia mah semua beres. Perumpamaan disuruh ngubah danau jadi gunung mah dia bisa.

Jadi enggak enak kan kalo saya harus batalin? Right! Dan fix tanggal 21 ntar kami berangkat.
Nah, sifat Ojos yang selalu perfect dan ingin perjalanan yang engga rumit, menggagaskan bahwa dia akan membawa koper, yang isinya adalah bantal dan lain-lain. Yang ini ekspresi saya lansung sinetron banget. Jelas lah! Kami hanya pergi 3 hari dan dia ingin membawa koper. Ohmygod. Jos. Aku engga paham.

Kemudian dia mulai menjelaskan panjang lebar keutamaan membawa koper. Namun, semua terpatahkan ketika saya memberikan tatapan maut dan berkata, “Dilarang keras bawa koper!!!” ini sambil teriak. Dia lansung kalah telak. Karena percakapan usai seketika.
Jahat benerlah saya sama si Ojos. 

Nama aslinya sih Balgis, terus nama panggilannya Ajis, kalo lagi enggak normal saya manggilnya Ojos. Fakta yang harus dibeberkan bahwa dia setahun lebih tua dibanding saya. HAHAHA. Tapi tenang aja, meskipun kamu udah tua, aku tetep mencitai kamu kok, Jos. Niatnya, saya mau bikin sesuatu buat Ojos sebelum saya berangkat ke Bandung. Semoga menjadi barang misterius sampai usai Ramadhan.

Thanks Jos udah mau nemenin disaat-saat yang berat. Karena terkadang kita harus menerima hidup ketika dihadapkan pada posisi yang paling bawah, karena dengan itu kita akan tau, siapa sebenarnya yang akan selalu mendampingi kita. Itu sih. Dia yang paling sosweet lah. Saya bersyukur Allah mempertemukan saya sama makhluk ini. Enam tahun untuk selamanya atuh ya Jos. 

Semangat buat tanggal 21 Jos!!!!

Sabtu, 07 Juni 2014

PEJUANG!

SEDIKIT KEABNORMALAN DI DETIKDETIK MENUJU SBMPTN.

MOHON DOANYA YAH.



 
Put more effort. Be positive, everything will be great in the end. Bismillah~